Konsep perancangan cerdas ini berawal sebagai
respon terhadap putusan Mahkamah Agung Amerika
Serikat tahun 1987 dalam kasus Edwards v. Aguillard
yang melibatkan pemisahan gereja (agama) dari
negara.[4]
Publikasi pertama mengenai
perancangan cerdas yang signifikan adalah sebuah buku tahun 1989
yang berjudul Of Pandas and
People. Buku ini ditujukan sebagai buku teks pelajaran
dalam kelas-kelas biologi sekolah menengah
atas.[21]
Beberapa buku tambahan
mengenainya juga telah dipublikasikan pada tahun 1990-an.
Pada
pertengahan 1990-an, para pendukung perancangan cerdas mulai
berkumpul di Discovery Institute dan secara publik
mengadvokasi pemasukan perancangan cerdas dalam kurikulum
sekolah.[22]
Dengan Discovery
Institute dan badan Center for Science and Culture
milik institut tersebut memainkan peran pusat dalam perencanaan dan
pendanaan, "gerakan perancangan cerdas" semakin muncul ke
permukaan publik pada akhir tahun 1990-an dan awal 2000-an.
Hal ini
mencapai puncaknya pada kasus pengadilan Dover yang
menantang pengajaran perancangan cerdas dalam kelas-kelas sains
sekolah.[7]
Dalam kasus Kitzmiller v. Dover Area School
District, sekelompok orang tua menggugat sebuah distrik
sekolah yang mempersyarat kan para guru untuk menawarkan perancangan
cerdas dalam kelas-kelas biologi sekolah sebagai "penjelasan
alternatif mengenai asal usul kehidupan ".
Hakim Distrik
Amerika Serikat John E. Jones
III memutuskan bahwa perancangan cerdas bukanlah sains, dan ia
"tidak dapat memisahkan dirinya sendiri dari para pendahulu
kreasionisnya, sehingga ianya bersifat religius", dan bahwa
penggalakan pengajaran perancangan cerdas yang dilakukan oleh
distrik sekolah oleh karenanya melanggar "Klausa
Pendirian " (Establishment Clause) Amandemen Pertama
Konstitusi Amerika Serikat.[23]
Selain di Amerika Serikat, gerakan ini juga
memiliki pengaruh politik yang sangat kuat di banyak negara-negara
Islam.
Pandangan anti-evolusi sangat meluas
dan mendapatkan dukungan resmi dari pemerintah dan para elit-elit
teolog.[24]
Secara umum, kreasionis
Muslim telah bekerja sama dengan Institute for Creation
Research, dan mengadaptasi kan gagasan dan bahan-bahan
ajaran mereka ke dalam argumen teologis mereka sendiri.
Gagasan
yang mirip dengan perancangan cerdas juga dianggap sebagai pilihan
intelektual alternatif di kalangan umat Muslim. Di Turki,
misalnya, banyak buku-buku perancangan cerdas yang diterjemahkan.
Di Indonesia pula, buku-buku karya
Harun Yahya yang menentang evolusi
juga cukup populer.